Langsung ke konten utama

BUKTI KEJAYAAN INDONESIA DI MASA LALU, DENGAN ADANYA 5 KITAB KUNO INI

Indonesia ialah negara yang paling hebat di masa lalu. Bahkan semenjak kerajaan kuno yang ketika ini bermukim sejarahnya saja. Salah satu bukti kedahsyatan itu ialah dengan ditemukannya aneka peninggalan berupa candi dan kitab-kitab yang menjadi karya sastra hebat kala itu. Karya sastra ini ada sebab peradaban saat tersebut sangat besar. Budaya baca tulis menjadi sesuatu yang penting sampai karya sastra tak ubahnya harta berharga.



Saat ini sastra di Indonesia dapat terbilang mulai merangkak, kadang mati suri mendadak. Penyebabnya ialah minat baca dan tulis insan Indonesia zaman sekarang paling rendah. Atau dapat dibilang tak terdapat sama sekali.


Well, guna mengingat kedahsyatan bangsa anda di masa lalu. Mari kita kupas lima buku kuno yang masih bertahan sampai sekarang!

1. Kitab Negarakertagama
Negarakertagama memiliki makna Negara dengan tradisi (agama) yang suci. Kitab ini kesatu kali ditemukan di tahun 1894 di istana Raja Lombok. Seorang peneliti mempunyai nama J.L.A Brandes menyelamatkannya sebelum dibakar bareng seluruh kitab di perpustakaan kerajaan. Naskah ini ialah naskah tunggal yang sukses ditemukan dan selamat setelah berlalu ditulis pada tahun 1365.
Kitab ini ditulis oleh empu Prapanca yang adalahnama samaran dari Dang Acarya Nadendra. Seorang bekas pembesar agama Buddha di Kerajaan Majapahit ketika Prabu Hayam Wuruk berkuasa. Kitab yang adalahsyair kuno Jawa atau kakawin ini mengisahkan kejayaan Kerajaan Majapahit ketika itu. Salah satu tentang wilayah kekuasaan dan pun silsilah family raja. Penemuan buku ini menjadi bukti andai di masa lalu, Indonesia pernah dikuasai kerajaan hebat dengan tradisi ruang belajar tinggi.

2. Kitab Sutasoma
Kitab Sutasoma ialah sebuah kakawin atau syair Jawa Kuno yang berisi tidak sedikit bait. Orang yang yang menggubah buku ini sampai terkenal hingga sekarang ialah Empu Tantular. Ia diajak oleh Hayam Wuruk yang saat tersebut masih menjadi raja. Kitab ini berisi tidak sedikit sekali urusan hebat yang masih digunakan sampai sekarang. Anyway, tahukah kamu jika semboyan negara anda ini dipungut dari buku yang diciptakan pada abad ke-14 itu?
Ya, Bhinneka Tunggal Ika yang berarti bertolak belakang tapi tetap satu jua ialah petikan bait dari buku ini. Karya sastra ini pun berisi tidak sedikit sekali latihan yang berharga. Salah satunya terdapat mengajarkan toleransi beragama. Sesuatu yang ketika ini telah mulai luntur. Jika buku ini masih diajarkan hingga sekarang, barangkali Indonesia bakal jadi negara yang damai. Tak ada friksi seperti yang kini terjadi.

3. Kitab Arjuna Wiwaha
Arjuna Wiwaha ialah sebuah karya sastra kuno yang diciptakan dan digubah kesatu kali pada abad ke-11 masehi. Seorang empu mempunyai nama Kanwa menulisnya ketika masa pemerintahan Prabu Airlangga yang menguasai Jawa Timur selama tahun 1019-1042. Sastra ini menjadi pusaka berharga sebab menjadi bukti peradaban insan zaman dahulu yang ternyata telah maju. Bahkan mengenal baca tulis meski melulu kalangan tertentu saja.
Kitab yang lagi-lagi berupa kakawin ini mengandung syair tentang perjuangan Arjuna. Sebuah figur pewayangan yang paling hebat. Dikisahkan Arjuna sedang bertapa di Gunung Mahameru. Dewa mengujinya dengan mengirim tujuh bidadari yang paling cantik. Bidadari itu diajak menggodanya, tetapi Arjuna lulus godaan. Akhirnya Arjuna diajak melawan raksasa yang mengamuk di kayangan. Karena sukses ia boleh mengawini tujuh bidadari yang menggodanya tadi.

4. Serat Centhini
Serat Centhini atau dengan nama beda Suluk Tambangraras ialah sebuah karya sastra terbesar dalam kasusastran Jawa Baru. Di dalam buku ini tidak sedikit sekali tersimpan tradisi, ilmu pengetahuan, dan tidak sedikit hal yang saat tersebut dikhawatirkan bakal punah. Adalah Pakubuwana ke-V yang memiliki gagasan menghimpun segala kebiasaan dan tradisi dari Jawa ini menjadi suatu serat yang mengandung tetembangan.
Diperkirakan serat ini digarap pada pertengahan abad ke-18 hingga mula abad ke-19. Pakubuwana ke-V ditolong tiga orang pujangga istana mencakup semua hal supaya tidak punah. Pujangga kerajaan ini diajak berkelana dan menyebutkan semuanya yang sehubungan dengan kebudayaan dan pun tradisi lokal. Saat ini Serat Centhini sudah digubah dan diciptakan versi canggih oleh sejumlah orang. Bahkan terdapat yang membuatnya dalam versi novel trilogi supaya mudah dicerna.

5. La Galigo
La Galigo ialah karya sastra sangat panjang di dunia ketika ini. Berisi selama 6.000 halaman, dan 300.000 baris teks menciptakan La Galigo ketika dikagumi di dunia. Karya ini diciptakan sekitar abad ke-13 dan ke-15 masehi oleh bangsa Bugis Kuno. Huruf yang dipakai dalam La Galigo masih memakai huruf lontara kuno yang tak seluruh orang dapat membacanya.
La Galigo berisi tidak sedikit sekali sajak tentang pembuatan manusia. Selain tersebut juga kisah mitos hebat yang kadang masih dikisahkan turun temurun. La Galigo diandalkan  ditulis sebelum epik Mahabarata ditulis di India. Saat ini mayoritas manuskrip pribumi dari La Galigo terselamatkan dan tersimpan apik di Museum Leiden, Belanda.
Dari lima buku kuno karya sastra di atas, menunjukkan andai bangsa anda sangatlah hebat di masa lalu. Meski dengan keterbatasan, mereka dapat membuat sesuatu yang dapat dibilang abadi. Semoga generasi baru Indonesia ketika ini dapat melanjutkan tradisi itu!


Komentar